Dibanyak situs arkeologi besar Yunani, terdapat tempat pembakaran kapur Abad Pertengahan, yang dulu digunakan untuk membakar patung Yunani kuno. Beberapa patung Yunani dikenal tidak dari patung aslinya, melankan dari tiruannya yang dibuat oleh Romawi. Periode gaya patung Yunani kuno terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. Patung Zaman Batu; Patung Zaman Perunggu; Patung Zaman Kegelapan; Patung Arkaik; Patung Severe; Patung Klasik; Patung Hellenistik Parthenon Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi di kota Athena, yaitu di Akropolis "Kota Tinggi". Pada Zaman Perunggu Akhir, sekitar tahun 1300 SM, Akropolis merupakan tempat tinggal para raja, sekaligus merupakan tempat pertahanan terakhir jika kota Athena diserang. Setelah Zaman Kegelapan, kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja, sebagai gantinya mereka menerapkan oligarki. Dengan demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman raja, alih-alih, tempat ini menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena membangun kuil untuknya di sana. Kuil Athena pertama di Akropolis pertama kali dibangun pada periode Arkaik dan dibuat dari batu kapur. Ketika pasukan Persia menaklukan Athena dalam Perang Yunani-Persia, mereka menghancurkan kuil itu, tepat sebelum Pertempuran Salamis pada tahun 480 SM. Seusai perang, sisa-sisa kuil itu dikubur di bawah Akropolis. Parthenon Untuk waktu yang lama setelah Perang Yunani-Persia, orang Athena membiarkan Akropolis sebagai reruntuhan dan tidak berusaha merenovasinya, sebagai peringatan perang. Pada tahun 440-an SM, barulah rakyat Athena ingin kembali membangun Parthein mereka dengan lebih besar dan lebih indah. Untuk membangun kembali Parthenon, Athena membutuhkan dana yang besar. Pemerintah Athena mengakali permasalahan ini dengan mengambil dana iuran Liga Delos dan menggunakannya untuk membangun Parthenon. Liga Delos adalah persekutuan negara-negara kota di Yunani yang dipimpin oleh kota Athena. Dana itu sendiri berasal dari pembayaran oleh semua anggota dan Liga dan sebenarnya dana itu harus digunakan untuk kepentingan Liga, yaitu bertempur melawan Persia. Namun karena Athena membutuhkan dana besar dan memiliki kuasa lebih atas Liga Delos, mereka berani untuk merampas uang itu untuk kepentingan mereka sendiri. Parthenon di Akropolis pada malam hari Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang pemahat terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Kali ini keseluruhan bangunan dibuat dari marmer serta menampilkan gaya arsitektur terbaru, dan dengan ukuran yang lebih besar. Para arsitek Parthenon ingin membangun kuil terbaik di Yunani. Ketika sebagian besar kuil Yunani memiliki enam tiang di bagian depannya, Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz bongkahan batu panjang berhias pahatan bersambungan saja atau metope panel batu individual berhias saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope. Ada serangkaian triglif dan metope di arkitraf utama, di atas tiang bergaya Doria, dan ada friz di arkitraf dalam, di atas tiang bergaya Ionia. Jadi ketika kuil Yunani lain memiliki tiang dengan hanya satu gaya saja, tiang-tiang Partheon dibuat dengan dua gaya. Tiang Parthenon yang bergaya Doria Para arsitek ingin membuat Parthenon seindah mungkin. Kallicrates dan Iktines ingin Parthenon nampak mengambang, jadi mereka merancang kuil ini sedikit melengkung ke arah tengah, sehingga Parthenon terlihat hendak melayang ke udara. Mereka juga menegtahui bahwa jika tiangnya dibuat lurus, maka ilusi optik akan membuat kuil nampak tipis di bagian tengah, jadi mereka merancang supaya tiangnya agak tebal di bagian tengah, sehingga semua tiangnya akan nampak tegak dan sama tebalnya. Pheidias Menunjukkan Friz Parthenon kepada Kawan-Kawannya, lukisan tahun 1868 karya Lawrence Alma-Tadema Di bagain depan Parthenon, di pedimen segitiga, Pheidias memahat adegan persaingan antara dewi Athena dan dewa Poseidon sebagai dewa utama di kota Athena. Di pedimen belakang, dia menaruh pahatan yang menggambarkan kelahiran dewi Athena dari kepala dewa Zeus. Sayangnya, sebagian besar pedimen itu kini sudah rusak, dan bagian yang masih tersisa kini disimpan di museum. Rekonstruksi pedimen timur Parthenon yang menggambarkan kelahiran dewi Athena dari kepala Zeus Di metope, tepat di bawah atap Parthenon, Pheidias memahat adegan pertempuran antara suku Lapith melawan makhluk Kentaur dari kisah Kentauromakhia, orang Yunani melawan bangsa Amazon dari kisah Amazonomakhia, para dewa melawan kaum raksasa dari kisah Gigantomakhia, dan adegan penghancuran kota Troya oleh pasukan Yunani. Salah satu metope di Parthenon yang menggambarkan pertarungan antara orang Lapith melawan Kentaur Semua kisah tersebut menunjukkan kehebatan dan keunggulan bangsa dan pria Yunani atas bangsa dan peradaban lainnya pada umumnya, dan bagaimana pria dan dewa Yunani mampu mengalahkan semua yang melawan mereka, mulai dari raksasa, kentaur, orang Troya, hingga perempuan suku Amazon. Pada friz Parthenon, Pheidias memahat ritual orang Athena, beserta para gadis di arah depan, yang membawakan pakaian baru bagi dewi Athena di kuilnya. Metope yang menggambarkan persembahan pakaian bagi dewi Athena Sebagian besar pahatan dibuat dengan gaya baru yang indah, yang mana semua tokohnya seolah bergerak dengan anggun, dan pakaian mereka nampak melayang dan amat tipis, nyaris tembus pandang, sehingga semua otot dan tendon mereka, yang digambarkan dengan indah, dapat terlihat. Friz lainnya pada Parthenon menggambarkan para pemuda Athena menunggang kuda. Kuda-kudanya merasa bersemangat berada dalam parade, dan para penunggangnya berusaha mengendalikannya. Pahatan ini menunjukkan kemampuan Pheidias dalam menampilkan gerakan kuda dan manusia. Friz penunggang kuda di Parthenon Di dalam Parthenon, Pheidias memahat sebuah patung dewi Athena yang sangat besar, dibuat dari emas dan gading kriselefantin. Patung itu disebut Athena Parthenos. Sayangnya patung ini kini sudah tidak ada, karena patung tersebut sudah dilelehkan oleh orang untuk diambil emasnya. Replika patung Athena Parthenos di Amerika Serikat Parthenon berdiri sebagai simbol kejayaan Athena selama sekitar delapan ratus tahun. Ketika rakyat Athena memeluk agama Kristen sekitar tahun 400 M, mereka mengubah Parthenon menjadi gereja Kristen, dan bangunan ini tetap berdiri hingga seribu tahun lamanya. Namun ketika Kesultanan Utsmaniyah menguasai Yunani sekitar tahun 1400-an M, mereka tidak begitu tertarik pada gereja Kristen karena mereka adalah penganut Islam, sehingga lama-kelamaan Parthenon mulai rusak dan terabaikan. Pada tahun 1600-an M, Utsmaniyah menggunakan Parthenon sebagai tempat penyimpanan amunisi dalam perang melawan orang Venesia. Utsmaniyah berpikir bahwa tidak akan ada yang menyerang Parthenon sehingga amunisi mereka aman di sana. Namun pada tahun 1687, seseorang secara tidak sengaja menyalakan amunisi itu dan membuatnya meledak. Peristiwa ini membuat banyak pahatan dan atap Parthenon hancur. Bagian selatan Parthenon yang mengalami kerusakan berat akibat ledakan tahun 1867 Pada tahun 1700-an, seorang Inggris bernama Lord Elgin membeli sejumlah pahatan Parthenon dari pemerintah Utsmaniyah dan membawanya ke Inggris. Kini pahatan-pahatan tersebut berada di Museum Britania. Banyak pihak merasa bahwa pahatan itu seharusnya dikembalikan kota Athena, sedangkan beberapa lainya merasa bahwa pahatan itu harus tetap disimpan di Inggris. Patung-patung dari Parthenon yang kini ada di Museum Britania. l • b • s Seni Yunani KunoArsitekturSejarah Zaman Batu • Zaman Perunggu Awal • Zaman Perunggu Akhir • Arkaik • Klasik • HellenistikGaya dan Aspek Flutasi • Pedimen • Triglif dan Metope • Doria • Ionia • Korinthos • TetrastoonBangunan penting Parthenon • TeaterPatung Zaman Batu • Zaman Perunggu • Zaman Kegelapan • Arkaik • Severe • Klasik • HellenistikTembikar Zaman Batu • Zaman Perunggu Awal • Zaman Perunggu Akhir • Sub-Mykenai • Geometris • Figur Hitam Exekias • Figur Merah Pelukis BerlinLukisan Zaman Perunggu • Zaman KlasikLain-lain Musik Salah satu patung Yunani yang paling terkenal adalah Venus de Milo, yang diukir pada 100 SM selama Zaman Helenistik oleh Alexandros dari Antiokhia—yang tampaknya kurang dikenal. Dia ditemukan pada 1820 di pulau Melos. Tembikar Yunani Kuno Tembikar Yunani klasik tampaknya merupakan bentuk seni yang paling bermanfaat pada zaman itu.

- Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa setiap kali berhadapan dengan patung laki-laki Yunani klasik Anda akan memfokuskan pandangan pada bagian selangkangan. Lalu terbersit pertanyaan “mengapa ukuran penisnya sedemikian kecil?” Bukan. Bukan karena patung melambangkan pria pengidap mikro-penis. Tetapi karena masyarakat Yunani klasik menetapkan standar maskulinitas berdasarkan ukuran penisnya. Bukan pula mengikuti rumus “semakin besar, semakin maskulin”, tetapi sebaliknya. “Orang Yunani menghubungkan penis kecil yang tidak ereksi dengan moderasi, yang merupakan salah satu kebajikan utama serta yang membentuk pandangan mereka tentang maskulinitas ideal,” kata Andrew Lear, pengajar di tiga kampus—Harvard, Columbia, NYU—kepada Olivia Goldhill dari Quartz. Olivia mengutip ulasan sejarawan seni Ellen Oredsson dalam laman blognya. Lelaki Yunani ideal adalah mereka yang “rasional, intelektual, dan otoritatif”. Dengan kata lain, elemen-elemen yang membentuk maskulinitas ialah tingkat kecerdasan, kewibawaan, dan kebijaksanaan lelaki yang bersangkutan. Sosok yang demikian bisa ditemukan pada patung pahlawan, dewa-dewa, atau atlet. Alih-alih selangkangan, para tokoh berbadan tegap itu sebenarnya meminta orang-orang untuk memfokuskan penilaian pada pemikiran serta karakter mereka. Kebalikannya adalah tokoh-tokoh dengan penis berukuran besar dan dalam kondisi tegang beberapa ada yang melebihi ukuran normal. Mereka diperlakukan sebagai manifestasi lelaki tidak ideal. Andrew mencontohkan Satyr, tokoh mitologi Yunani yang berwujud setengah manusia setengah kambing. Satyr menghuni hutan dan pegunungan. Ia dekat dengan Dionisos, dewa anggur yang gemar berpesta. Satyr juga digambarkan sebagai pemabuk yang menampakkan sifat penuh nafsu liar. Oleh sebab itu, dalam wujud patung, ia memiliki penis tegang yang berukuran besar. Satyr mewakili lelaki yang tidak maskulin dalam pandangan Yunani klasik karena selama hidup hanya dikontrol oleh nafsu dan dorongan seksual. Andrew mencatat, selain Satyr, patung orang jompo juga mewakili lelaki tidak ideal sebab kadang digambarkan memiliki penis berukuran besar. Ellen menegaskan standar ini tidak ada hubungannya dengan performa di ranjang. “Para lelaki Yunani yang ideal itu tetap dimungkinkan sering berhubungan seks. Tapi ini tidak ada korelasinya dengan ukuran penis. Penis yang kecil memungkinkan mereka untuk tetap terlihat tenang dan logis.” Aristofanes, penulis naskah drama Yunani yang hidup sekitar tahun 448-385 SM, pernah menyinggung filosofi penis dalam salah satu lakonnya yang berjudul Awan Nephelai. Penis besar ia setarakan dengan “kulit pucat”, “dada tak bidang”, dan “sikap cabul”—karakteristik yang tidak atletis dan tidak terhormat untuk anak muda Yunani. Standar lelaki ideal versinya adalah yang memiliki “dada yang berkilau, kulit cerah, bahu bidang, lidah kecil, pantat kuat dan zakar kecil.” Paul Chrystal dalam bukunya In Bed with the Ancient Greeks 2016 menelusuri penggambaran penis turut muncul pada lukisan vas Yunani klasik. Penafsiran atas simbolisasi kemaluan laki-laki telah membuat banyak pihak terobsesi, katanya, baik yang berprofesi selaku sejarawan, antropolog, bahkan pengunjung museum. Sebagaimana Andrew dan Ellen kemukakan, Paul menyimpulkan penis kecil yang tidak disunat menjadi tanda kebangsawanan dan keunggulan kultural dalam standar Yunani klasik. Sebaliknya, penis besar nan tegang menandakan pemiliknya sebagai sosok yang “vulgar, melanggar norma, dan terkesan barbar”. “Penis kecil cocok dengan idealisme Yunani mengenai kerupawanan seorang laki-laki. Organ prostetik besar adalah bahan olok-olok. Di panggung komedi, pemeran karakter si bodoh’ pasti berpenis besar, menandakan kebodohan yang lebih dekat ke binatang buas ketimbang manusia.” Pada kebudayaan lain penis besar diartikan punya kemampuan reproduksi yang dahsyat pula. Ayah yang hebat ialah yang mampu menghasilkan banyak keturunan. Dengan kata lain, lebih mampu menjaga garis keturunan. Di Yunani klasik, menurut Paul, konsepnya dibalik serta terdengar agak aneh. Penis kecil justru dipandang sebagai lambang kesuburan sebab menghasilkan jarak yang lebih pendek bagi sperma untuk melakukan perjalanan menuju pembuahan sel telur. “Lihat Zeus dia memiliki empat-puluh-lima anak yang seluruhnya dihasilkan dari penis yang ukurannya jelas tidak spektakuler.” Paul menambahkan kulup turut dinilai amat penting. Ukurannya bisa sangat panjang, bahkan ada yang melebihi tiga perempat panjang penis. Penggambarannya kebanyakan terlihat bukan pada patung, tapi pada lukisan vas. Salah satu yang paling terkenal adalah lukisan pada vas bunga merah Attic yang disebut-sebut sebagai karya pelukis Sosias. Infografik Penis kecil patung yunani. luar vas memperlihatkan gambar di mana prajurit setengah dewa Akhilles membalut lengan sahabat baiknya, Patroklos. Penis berkulup panjang milik Patroklos terpampang amat jelas. Kulup panjang dianggap setara dengan penis berukuran besar mewakili jiwa yang kelewat erotis serta penuh kecabulan. Beberapa literatur menyinggung tema ini. Salah satunya satire karya Lucian dari Samosata 125-180 SM. Judulnya Lexiphanes. “’Tentu saja,’ kubilang, yang kamu maksud bukan Dion yang terkenal itu, kan, pemuda brengsek-berzakar-menggantung, pengunyah damar yang hobi masturbasi serta bertindak cabul setiap kali dia melihat seseorang dengan penis besar dan kulup panjang.” Dunia bergerak, berevolusi menjauhi standar Yunani klasik. Kini ukuran penis yang kecil menjadi isu yang membuat kaum Adam tidak percaya diri. Maskulinitas diasosiasikan dengan penis besar sebab dianggap akan lebih memuaskan pasangan. Merujuk kembali ke laporan Quartz, faktor pendorong perubahan cara pandang itu bisa bermacam-macam. Ada yang menengarai dampak popularitas pornografi. Ada yang mendakwanya sebagai manifestasi body shaming—serupa yang perempuan hadapi melalui perbandingan antar-fisik. Andrew mengatakan, baik di masyarakat Yunani klasik maupun kekinian, ukuran penis sebenarnya tidak ada hubungannya dengan performa di ranjang. Ini bukan opini, tapi telah melalui berbagai uji ilmiah. Salah satunya riset kolaborasi King’s College London dan London NHS yang dipublikasikan Maret 2015. Dikutip dari Independent, tim peneliti menyimpulkan bahwa ukuran penis tidak berkorelasi dengan kepuasan dalam hubungan demikian, Andrew juga menegaskan yang sebaliknya pemilik penis kecil belum tentu orang dengan tingkat intelektualitas atau kebijaksanaan yang mumpuni. “Laki-laki Yunani kerap saling bertemu dalam kondisi telanjang selama berada di gimnasium. Jadi mereka pasti menyadari, bahwa tidak setiap pria bijak memiliki penis kecil, dan tidak setiap pria cabul berpenis besar.” - Sosial Budaya Penulis Akhmad Muawal HasanEditor Windu Jusuf

Salah satu contoh terkenal dari seni patung Yunani adalah Patung Venus de Milo. Diciptakan sekitar tahun 100 SM oleh seorang seniman yang tak dikenal, patung ini menggambarkan Dewi Cinta dan Kecantikan dalam kemegahannya. Meskipun patung ini kehilangan kedua lengannya, keindahan dan pesona dari Venus de Milo tetap tak terbantahkan. Iniadalah terkenal Yunani klasik periode karya patung. Sebelumnya dikenal sebagai "Dewi Takdir." Itu awalnya pojok kanan Parthenon dari atap pelana ujung depan lega tinggi. Tema dari mitologi Yunani. Tiga patung yang ada dewi, kepala dan anggota badan telah hilang, tapi tubuh binaraga, sikap tenang dan dingin, masih memberikan gambar yang
\n\n\n \n \n\npatung patung yunani klasik bercirikan
ďťżHelenistikpatung patung seni tradisi yang kuat daratan Yunani, masih menjadi pusat patung Yunani. Melambangkan otoritas tertinggi dalam periode klasik dari Zeus dan Athena Polis perlindungan Tuhan, dalam seni tidak lagi simbol dominan cinta dan kecantikan Aphrodite secara bertahap dipasang tahta seni, banyak postur yang berbeda, meniru Pula
TRIBUNJAMBICOM- Patung David di Piazza Della Signoria, Florence, Italia mungkin menjadi salah satu karya seni paling. TRIBUNJAMBI.COM- Patung David di Piazza Della Signoria, Florence, Italia mungkin menjadi salah satu karya seni paling. Senin, 4 Oktober 2021; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
Venus(Yunani Aphrodite) Patung dengan Milo Replika Cinta dan Kecantikan Dewi Patung Klasik Koleksi Patung Dekorasi Rumah,Beli dari penjual di Tiongkok dan di seluruh dunia. Nikmati pengiriman gratis, penjualan terbatas, pengembalian mudah dan perlindungan pembeli! Nikmati Pengiriman Gratis ke Seluruh Dunia! Waktu Penjualan Terbatas Pengembalian Mudah
Seusai perang, bangsa Yunani menjadi terlalu miskin untuk membuat patung, namun pada akhirnya mereka kembali berhasil membuat patung, bahkan mereka menciptakan gaya baru. Kali ini para pematung menampilkan lebih banyak emosi pada patungnya, terutama perasaan-perasaan sedih, misalnya duka cita.
zX3jYfH.
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/399
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/159
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/64
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/124
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/317
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/197
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/251
  • 2wccbnv2tb.pages.dev/232
  • patung patung yunani klasik bercirikan